Renungan dari Lukas 6:27-38: Kemurahan Hati Bapa

Dalam perikop Lukas 6:27-38, Yesus mengajarkan tentang kasih yang melampaui batas-batas kebiasaan manusia. Yesus memerintahkan kita untuk mengasihi musuh, berbuat baik kepada mereka yang membenci kita, memberkati mereka yang mengutuk kita, dan berdoa untuk mereka yang menyakiti kita. Pesan ini terasa sangat menantang dan susah untuk dilakukan, karena secara alami kita cenderung membalas dendam atau merasa sakit hati saat disakiti.

Namun, di balik perintah ini, Yesus memperlihatkan kemurahan hati Allah Bapa yang luar biasa.  Kasih-Nya tidak bersyarat, seperti hujan yang turun untuk semua orang, baik yang benar maupun yang jahat.

Yesus mengundang kita untuk mengikuti cara Bapa di surga dalam memperlakukan sesama. Dia berkata, "Jadilah murah hati, sama seperti Bapamu murah hati". Kemurahan hati Allah terungkap dalam pengampunan dan belas kasih yang tak terbatas, serta dalam kerelaan-Nya untuk selalu memberikan lebih dari yang layak kita terima.

Dalam hidup sehari-hari, Yesus mengajarkan bahwa balasan kita terhadap orang lain tidak boleh didasarkan pada apa yang mereka lakukan kepada kita. Sebaliknya, kita harus membalas dengan kebaikan, penuh kasih, dan pengampunan. Inilah panggilan untuk hidup dalam kemurahan hati Bapa, yang tidak menimbang balasan atau penghargaan manusia, tetapi memberi tanpa batas.

Kita diingatkan bahwa kemurahan hati itu akan diukur kembali kepada kita. “Ukuran yang kamu pakai akan diukurkan kembali kepadamu”. Ini adalah panggilan untuk percaya pada keadilan dan kasih Allah, yang akan memperhatikan setiap tindakan kasih dan kemurahan hati kita.

Dalam permenungan ini, mari kita memohon rahmat dari Tuhan untuk memiliki hati yang penuh kasih dan murah hati seperti Bapa di surga. Kasih yang tanpa syarat dan kemurahan yang tulus dapat menjadi saksi akan cinta Allah di dunia ini. 


Komentar