Renungan 25 Maret 2024 - Ketulusan dalam: Mengasihi Tuhan, Pelayanan dan Kehidupan
Dalam perikop Yohanes 12:1-11, Maria menunjukkan ketulusan cintanya kepada Tuhan Yesus dengan tindakan yang benar-benar total. Dia tidak ragu untuk mengurbankan sesuatu yang sangat berharga demi memuliakan Tuhan. Narwastu murni yang mahal itu dituangkannya tanpa sisa ke kaki Tuhan Yesus.
Ketulusan cinta Maria kepada Tuhan kontras dengan sikap Yudas yang menyuarakan protes secara hipokrit dengan dalih kepedulian pada orang miskin (ayat 5-6). Ketulusan cinta terhadap Tuhan seharusnya mendorong kita untuk memberikan yang terbaik dan termulia bagi Dia.
Selanjutnya, kita melihat ketulusan Maria dalam melayani Tuhan Yesus. Dia mengambil posisi seorang hamba yang merendah untuk membasuh kaki Tuhan. Ketulusan pelayanan seperti ini seharusnya menjadi teladan bagi kita yang mengaku sebagai murid Kristus.
Yesus sendiri berkata bahwa Maria telah berbuat suatu perbuatan yang baik dan memuliakanNya (ayat 7). Segala pelayanan yang kita lakukan dengan ketulusan dan kemurnian hati pasti akan berkenan di hadapan Tuhan.
Secara prinsip, kisah Maria mengajarkan kepada kita untuk hidup dengan ketulusan di hadapan Tuhan dalam segala aspek kehidupan. Tidak boleh ada kepura-puraan atau kemunafikan. Tuhan menghendaki persembahan hidup kita yang sejati dan murni.
Mari kita meneladani ketulusan Maria dalam mengasihi, melayani, dan menghidupi Tuhan. Ketika hidup kita dicirikan dengan ketulusan, maka kita akan memancarkan keharuman bagi Tuhan seperti narwastu Maria yang memenuhi seluruh rumah (ayat 3).
Maria menerima Kabar gembira dari Malaikat Gabriel
Komentar
Posting Komentar