"Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat" (Matius 3:2), Perayaan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis

Yohanes Pembaptis lahir dari pasangan Zakaria dan Elisabet. Kedua orang tuanya berasal dari keturunan imam, dan Elisabet adalah saudara sepupu dari Perawan Maria, ibu Yesus. 

Kisah tentang malaikat Gabriel yang memberitahu Zakaria mengenai kelahiran Yohanes Pembaptis terdapat dalam Injil Lukas 1:11-13, malaikat Gabriel menampakkan diri kepada Zakaria saat ia sedang bertugas sebagai imam di Bait Allah dan kemudian menjelaskan bahwa Yohanes akan menjadi besar di hadapan Tuhan dan akan mempersiapkan jalan bagi kedatangan Mesias, sebagaimana tertulis dalam Lukas 1:14-17.

Yohanes Pembaptis dipanggil oleh Allah untuk menjadi nabi yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus Kristus. Sejak kecil, ia hidup dengan asketis di padang gurun, mengenakan pakaian dari bulu unta dan makan belalang serta madu liar. Ia mulai berkhotbah tentang pertobatan dan membaptis orang-orang di Sungai Yordan sebagai tanda penyesalan atas dosa-dosa mereka dan kesiapan untuk menerima Mesias yang akan datang.

Yohanes Pembaptis sepenuhnya mengabdikan hidupnya untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus Kristus. Ia tidak takut untuk berbicara kebenaran, termasuk menegur raja Herodes Antipas karena mengambil istri saudaranya, Herodias. Teguran ini akhirnya membuatnya dipenjarakan dan kemudian dieksekusi dengan dipenggal kepalanya. Yohanes tetap setia pada panggilannya hingga akhir hayatnya, memberikan teladan keberanian dan integritas yang luar biasa.

Warisan spiritual Yohanes Pembaptis sangat mendalam. Ia merupakan contoh teladan bagi kehidupan pertobatan, kerendahan hati, dan pengorbanan diri. Sebagai orang yang mempersiapkan jalan bagi Kristus, Yohanes mengajarkan pentingnya pertobatan dan kesederhanaan dalam hidup. 

Pesannya yang utama adalah "Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat" (Matius 3:2), yang masih relevan dan menjadi seruan bagi setiap umat Kristen dalam mempersiapkan diri untuk kedatangan Kristus dalam kehidupan mereka.