Renungan dari Markus 7:1-23, Karya Tuhan terhadap pribadi adalah berbeda oleh karena itu jangan habiskan waktu dan energimu untuk nyinyir, berpikir negatif dan sinisme kepada orang lain, tetapi jadikanlah waktumu menjadi berkat bagi orang lain.
Dalam Renungan dari Markus 7:1-23, pada kehidupan kita sehari-hari, kita sering terjebak dalam sikap nyinyir, berpikir negatif, dan bersikap sinis terhadap orang lain. Kita mungkin merasa lebih benar atau lebih baik karena kita mengikuti tradisi atau aturan tertentu. Namun, Yesus mengingatkan kita bahwa yang lebih penting adalah kondisi hati kita. Pikiran, kata-kata, dan tindakan yang keluar dari hati kita mencerminkan siapa kita sebenarnya di hadapan Tuhan.
Karya Tuhan terhadap setiap pribadi itu unik dan berbeda. Allah bekerja dengan cara yang berbeda-beda dalam setiap kehidupan, dan setiap orang berada pada perjalanan spiritual mereka sendiri. Ketika kita membuang waktu dan energi kita untuk nyinyir, berpikir negatif, atau bersikap sinis terhadap orang lain, kita sebenarnya sedang mengabaikan panggilan kita untuk menjadi berkat.
Sebaliknya, Yesus memanggil kita untuk mengarahkan energi kita ke hal-hal yang positif dan membangun. Alih-alih menghabiskan waktu memikirkan kesalahan atau kekurangan orang lain, kita dipanggil untuk menggunakan waktu kita untuk mencintai, mengasihi, dan melayani mereka. Ketika kita memilih untuk menjadi berkat bagi orang lain, kita juga memberi ruang bagi Tuhan untuk bekerja dalam hidup kita dengan cara yang lebih besar.
Marilah kita belajar untuk mengendalikan hati dan pikiran kita agar tidak terjebak dalam sikap sinis dan negatif. Sebaliknya, marilah kita membuka hati kita untuk kasih dan kebaikan, sehingga hidup kita menjadi saluran berkat bagi sesama. Dengan demikian, kita tidak hanya memuliakan Tuhan melalui tindakan kita, tetapi juga membiarkan karya Tuhan terus bertumbuh dan berkembang dalam hidup kita dan kehidupan orang-orang di sekitar kita.
Semoga renungan ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih bijaksana dalam mengelola waktu dan energi kita, menjauhi sikap nyinyir dan sinisme, serta berfokus pada bagaimana kita dapat menjadi alat kasih dan kebaikan Tuhan dalam dunia ini.
Komentar
Posting Komentar