Renungan dari Lukas 6:6-1, Teruslah berbuat baik.

Pada renungan dari Lukas 6:6-11, Yesus menyembuhkan seorang pria yang tangannya lumpuh pada hari Sabat, meskipun para ahli Taurat dan orang Farisi mengawasinya dengan cermat untuk menemukan alasan menuduh-Nya. Setelah menyembuhkan orang tersebut, Yesus bertanya, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa atau membinasakannya?" (Lukas 6:9). Jawaban dari tindakan Yesus jelas, bahwa perbuatan baik selalu diutamakan, bahkan di atas aturan manusia yang kaku.

Yesus mengajarkan bahwa kasih dan perbuatan baik tidak boleh dibatasi oleh aturan-aturan yang dibuat manusia. Meskipun hari Sabat adalah hari kudus, Yesus menunjukkan bahwa hukum Tuhan yang paling utama adalah kasih, dan kasih itu diwujudkan dalam tindakan nyata membantu sesama. Terkadang, kita mungkin dihadapkan pada situasi di mana kita merasa ragu apakah kita harus membantu atau tidak, karena terhalang oleh aturan atau norma sosial. Namun, seperti Yesus, kita dipanggil untuk terus berbuat baik, bahkan ketika itu tampaknya tidak sesuai dengan ekspektasi atau aturan yang ada.

Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita akan dihadapkan pada pilihan sulit antara mengikuti kebiasaan atau berani berbuat baik. Ingatlah bahwa panggilan utama kita adalah kasih, dan kasih itu diwujudkan dalam perbuatan baik kepada sesama, terutama yang membutuhkan.

Jangan pernah takut untuk berbuat baik, meskipun kadang ada risiko atau tantangan. Kasih kepada sesama tidak mengenal batas waktu, tempat, atau keadaan. Teruslah berbuat baik, karena di dalamnya kita meneladani kasih Tuhan yang tak terbatas.


Komentar